Cari Blog Ini
Senin, 11 November 2013
Seven NET my dream...!!
What’s Real and Unreal??
Should I go back into that cage??
And make friend with darkness again??
But, I did see the light before…
I can’t deny U no more…
After allI’m only a servant….
IF I must die then I will die with the good reason…
Live without no regret..
Begitu besar kondisi psikologi mempengaruhi kinerja otak. Paling tidak itu yang kualami akhir-akhir ini. 13 Maret kemarin ada wawancara di sebuah kantor di kawasan Kuningan yang namanya tidak kusebut. Kali ini sebagai Software Engineer. Dari sekitar 30 lamaran yang ku aply melalui internet baru 1 yang terdapat panggilan lamaran. Dan ajaibnya yang dipanggil adalah kerja IT, suatu bidang yang tidak saya kuasai dengan baik. Well tapi apa boleh buat. Saya melirik sejenak membaca Renungan Harian hari ini tentang perumpamaan hamba yang disuruh ke kota untuk mengambil keledai wanita untuk dipakai Tuhan berjalan ke sebuah kota. Inti dari nats itu adalah bahwa aksi apapun yang kita kerjakan meskipun sekecil apapun akan berguna bagi kemuliaan Tuhan , bukan kemuliaan kita manusia. Yang membuat saya dengan nekatnya pergi wawancara di tempat tersebut. Pagi pukul 08.30, saya ke warnet terdekat searching tentang perusahaan tersebut, ternyata perusahaan IT yang bekerja sama dengan US dan mengerjakan aplikasi terbaru termasuk IOS, HTML 5 dan sebagainya yang saya sendiri kurang paham. Melihat Job Description dari Software Engineer. Saya lihat setumpuk poin tentang IT yang intinya kurang lebih mengerjakan pengerjaan aplikasi dari awal sampai akhir, dari desain sampai testing. Penjabarannya begitu keren untuk dibaca tetapi tidak ada satupun yang saya mengerti. Yang saya tahu teman saya sudah ada yang bekerja disana selama satu tahun, katanya akan ada pelatihan, yang perlusaya lakukan adalah menjawab peertanyaan logika dengan baik, ditambah saya inginmembuktikan firman itu
So let’s go, bring it on.
Rencana tampaknya tidak berjalan mulus. Saya terlalu lama searching di internet. Sehingga terburu-buru pulang. Ketika melihat isi dompet ternyata kurang uang untuk ongkos. Terpaksa mengorek ngorek di meja terdapat beberapa recehan Melihat jam masih ada waktu untuk memfoto copy KTP dan Transkrip nilai di depan jalan rumah. Jeng,jeng lalu setelah selesai saya naiklah angkot K22 menuju Pondok Gede, namun kali ini bukan mw greja di GKI Raya Hankam atau rapat GARAM tetapi saya menuju Pinang Ranti untuk mengejar busway. Sampai di Pondok Gede saya lanjut naik KR menuju Pinang Ranti. Jam menunjukkan pukul 12:00 siang ketika sayasampai di Pinang Ranti sedangkan wawancara pukul 13:00. Mengumpat dalam hati betapa teledornya saya memperhatikan waktu sehingga terburu-buru berangkat. Masih sempat sebenarnya namun “ajaibnya” siang itu supir Busway banyak yang mogok kerja. Setelah membeli tiket sekarang saya ada di tempat menunggu bersama banyak penumpang lainnya, busway lewat berkali-kali namun tidak mengangkut penumpang, teringat di loket tadi tulisan ditempel dengan isi “Harap Menunggu Bus”. Alhasil saya kehilangan waktu 15 menit untuk menunggu di busway. Beberapa ibu-ibu bahkan mulai mengumpat kepada supir busway yang terlihat sedang ngaso di trotoar bawah. Entah apa yang terjadi, saya tidak terlalu perduli, yang ada di pikiran saya hanya sampai di Kuningan dengan tepat waktu.
Dak jurusan dari
Gunadarma masuk disini. Ooh gitu jawab saya datar. Dipikiran saya masih
i busway saya
berdiri agak di belakang, pemandangan seperti biasa bapak –bapak ada ibu-ibu
anak muda semua dengan kesibukan masing-masing. Hari itu saya mengenakan baju
terbaik yang saya punya, sepatu yang rapih, ikat pinggang ,jam tangan, looking
good gumam saya di depan kaca. Namun kita lihat seberapa kuat saya menahan
mental ketika di wawancara nanti. Busway terus berjalan , saya melirik ke
jam 15 menit berlalu saya baru sampai di UKI. Ini pengalaman busway saya yang
ke-5. Saya belum pernah ke Kuningan sebelumnya, bermodalkan penjelasan dari
tante saya . Katanya dari Pinang Ranti , Tegal Parang, Lalu KuninganBarat atau
TImur saya lupa namanya lalu berhenti di depan Depkes dan sampai lah ke kantor
yang dimaksud. Singkat kata saya sampai ke halte Depkes bertanya tentang kantor
yang saya cari ke tukang busway yang memakai baju merah merah itu,
ternyata di tahu dan menunjukkan saya arah menuju Menara Palma. Saya berjalan
cepat menuju tempat yang ia tunjuk, jam menunjukkan pukul 13:15 saya akhirnya
tiba di gedung yang besar banyak orang lalu lalang, eksekutif muda, lalu
bertanya lagi kepada satpam sambil menyebutkan nama PT nya. Lalu saya diarahkan
ke suatu lantai. Naik lift, keluar dari lift melihat papan petunjuk dan saya
ketemu dengan teman saya Bowo, cowo Jawa berkulit agak hitam dengan selera
humor yang konyol yang saya kenal ketika bekerja sebagai scanner di outsourcing
Bekasi setahun lalu. Melihat saya Bowo nampak terkejut loh ngapain disini Bon?
Jawab saya wah gw mo wawancara wok, kemana nih?. Oh lw jalan aja sama temen gw
nih dia juga mau ke atas. Ternyata saya salah lantai lalu saya ditemani
temannya Bowo ke lantai yang seharusnya saya datangi. Temannya Bowo yang
berbaju merah dengan celana panjang hitam dan agak gemuk itu bertanya lulusan
mana mas? Oh saya dari Gunadarma jawab saya. Katanya lagi oia banyak jurusan dari
Gunadarma masuk disini. Ooh gitu jawab saya datar. Dipikiran saya masih
berkecambuk berbagai pertanyaan siapkah
saya menjawab pertanyaan logika yang ada nanti, bagaimana mental saya
menghadapi tekanan nanti. Sampai di atas seorang wanita muda berkulit putih
tingginya kira-kira 165 cm, berjilbab menyambut , ooh ini rupanya yang e-mailan
sama saya mba inisial R, saya kira tadi orang Batak ehh kayaknya bukan deh. Dia
bertanya nama saya. Saya jawab Johannes Boni. Katanya sebenarnya interviewnya
sudah mulai dari tadi tapi ywdah gapapa deh. Saya mulai mengikuti mba R masuk
kedalam ruangan interview. Sebuah ruangan berukuran 5x3 meter bernuansa modern. Terdapat sebuah
meja mellingkar dan 8 buah bangku yang ada rodanya di bawah, berwarna abu-abu
terlihat nyaman, lantai karpet, AC yang cukup dingin, sebuah TV LCD 31 inch.
Terlihat dua orang terlihat seperti
eksekutif muda yang sudah duduk disana. “Ya saya lanjutkan penjelasan saya
tentang perusahaan lagi, nanti kalau Boni mw saya jelaskan lagi dari awal
setelah saya selesai menjelaskan”. Entah kenapa
mulutnya terbata- bata dan banyak menggunakan kata eeee, eeee dan dia
tidak melihat ke saya malah ke dua orang yang sudah duluan muncul. What de hell
happen to this HRD? harusnya kan dia as a good speecher bisa membagi
pandangannya. Apa dia orang baru ya pikirku. Penjelasan di layar sudah sampai
ke benefit yang didapat, berupa makan siang, ongkos taksi, tambahan kalau
lembur, jatah cuti dan sebagainya. Di akhir dia memberikan kesempatan bertanya
yang langsung kumanfaatkan untuk bertanya tentang jam kerja. Jawabnya disini
jam kerja 8 jam fleksibel artinya bisa datang jam berapa saja asal memenuhi
kerja 8 jam. Setelah menjawab dia mulai menyindir dua teman yang sebelumnya
datang , katanya “ ayo sekarang koq gak bertanya lagi, tadi awal-awal banyak
pertanyaan yang muncul”. Setelah itu dia menjelaskan tentang Job Description
Software Engineer yang sudah sesuai dengan bayangan di kepalaku. Dan
selanjutnya dilanjutkan bertemu dengan Senior Programmer. Ayo dua orang pertama
ikut saya keluar, kata mba R saya langsung berdiri dan menghampiri sementara
dua orang teman saya masih berdiskusi siapa yang mw masuk duluan, Lalu membawa
saya ke sebuah ruangan kemudian meninggalkan saya di ruangan itu sendiri , sebelum pergi mba R berkata hasilnya ditunggu
dua hari ya. Oke mba tadi kan sudah jawabku. Ia saya memastikan saja, lalu dia
pergi keluar. Deg deg detak jantung menjadi lebih cepat. Ini dia final battle.
Saya disuruh menunggu penguji, di ruangan yang berukuran lebiih kecil itu ,
masih beralas karpet, ada dua bangku sebuah meja bundar berukuran lebih kecil,
white board bergambar 3 bejana, lalu ada
gambar 2 buah jam pasir. Ahhh saya tahu jenis soal logika ini, bahkan saya
sudah menemukan jawaban dari soal nomer satu. Hati menjadi sumringah, gembira
nampaknya ini memang rejeki saya masuk kesini. Jeng jeng dan mimpi buruk
terjadi . Mas Senior Programmer masuk dengan aura dingin penuh permusuhan,
bertanya saya berasal dari mana , saya jawab Gunadarma. Lalu bertanya nama
saya, saya jawab “Boni”. Saya bertanya namanya, dan saya bahkan lupa namanya
sekarang. Menghapus angka di bejana . Dan mulai menjelaskan tentang soal logika
yang ada di depan. Setelah penjelasan ia berkata “Oke Bon 15 menit ya” Lalu dia
meninggalkan saya di ruangan itu. Mencoba-coba mengotak ngatik soal, ajaib
ketika soal diganti otak menjadi gak mudeng , jantung tambah berdegup kencang
karena semakin tak menemukan jawaban melirik ke jam sudah 5 menit, makin panik,
kepala keatas, bingung mw jawab apa, makin gak fokus, mulai pasrah, jerr 10
menit berlalu , hilanglah seluru teori leadership yang sudah di baca, dan
keluarlah kata-kata , saya gak tahu mas. Katanya sudah jangan dipikirkan lagi ,
lanjut ke soal ke dua. Keluarlah soal jam pasir yang saya lebih gak tahu,
setelah menjelaskan di keluar “oke 15
menit ya”. Berpikir sebentar berusaha menemukan jawaban alternative. Jeng jeng
saya dapat jawaban, lalu masuklah sang penguji. Saya mencucapkan jawaban saya
dan lalu dengan ajaib muka penguji saya berubah. Aghh I think I’ve made a huge
mistake. Dengan sekejap hilang sudah bayangan bayangan positif saya. At that
point saya sudah tahu bahwa saya telah gagal. Dia langsung menyetop ujian dan
memanggil mba R yang menjelaskan bahwa saya sudah boleh pulang. Lalu saya
keluar duduk di sebuah bangku tunggu , berpikir tentang yang telah terjadi,
mengotak ngatik soal yang masih ada. Lalu permisi dengan teman saya Dhimas si
orang Jawa bertubuh gempal , berotak cerdas
teman akrab saya waktu kuliah yang baru saya temui di atas. Dia
mengantar saya sampai bawah, saya ceritakan yang terjadi dan tampaknya mukanya
berubah setelah mendengar jawaban saya. Well tambah jelas betapa anehnya
jawaban saya dari pertanyaan tersebut. It’s better to say I don’t know then
tell the wrong answer.
Pulang kerumah dengan merasa gagal, namun masih tetap mengotak atik soal di busway, dan akhirnya malah dapat jawabannya yang tentu saja telah terlambat, lalu meneruskan mencari jawaban dari soal yang nomer 2 dan saya dapatkan
Pulang kerumah dengan merasa gagal, namun masih tetap mengotak atik soal di busway, dan akhirnya malah dapat jawabannya yang tentu saja telah terlambat, lalu meneruskan mencari jawaban dari soal yang nomer 2 dan saya dapatkan
keseokan harinya. Well, I Wish my brain is faster. Tapi ya sudahlah nasi sudah
menjadi bubur. Banyak pelajaran yang didapat hari itu. Sampai rumah tergeletak
lelah, memikirkan kesalahan kesalahan, mempelajari untuk wawancara selanjutnya.
Menunggu penghiburan dari Tuhan. Esoknya kembali berenang untuk menambah
stamina. Lumayan menyegarkan. Lusa entah kenapa si nyokap ngasih duit 100 rb
katanya hasil dari survey dua hari
kemarin. Wah sedikit penyegaran dikala isi dompet habis. Hahahaha. Meskipun saya belum mengerti bagaimana aksi ini bisa
menjadi kemuliaan bagi Tuhan. Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal
pikiran kiranya itu yang memelihara engkau. Salam damai.
Well
I’l through this rain anyway
No
matter how hard the situation.
Hope
I’l be the better person in every day.
For U
To
empower this community.
Please
come
Come
real fast My Lord
Bring
the light back into this world
Wipe
out all the darkness….
GodSpeed…!!
Minggu, 10 November 2013
ALL HERO IS FALLEN
ALL HERO IS FALLEN
No needs to be dramatic, or critical, and ekstrim
No needs to scream, waste your tears and sweat
No needs big banner to ekspress your symphaty or frustration
Just show your patriotism by doing a small think with the best way
Just get up earlier tomorrowJust send your application today
Just give your money with gratitudeJust look at your GPA and cry about that
Ahhh, I just need love to deal with the world
Event it’s so hard to care
So hard to love each other
To all hero who fallenI’m sory to say that
I’ve already try but the good thing won’t come
My apologize to you
And my promise to you
That I’l never give up
Until all my dream come true
Langganan:
Postingan (Atom)